bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Ekspedisi Menembus Langit


Irman Syaputra -  Dengan namanya Menembus langit, apa yang terlintas dipikiran anda, apakah suatu project baru NASA, atau sebuah teknologi canggih seperti Project Asgardia yang membuat manusia hidup diluar angkasa. Jika anda berpikiran seperti ini, sepertinya anda berfikir terlalu jauh. hehe..

Menembus Langit ini. suatu project dari anak bangsa kita (Indonesia) yang membuat drone untuk diterbangkan ke lapisan stratosfer dengan ketinggian 30 km. Rencananya Drone akan diterbangkan dengan balon sampai ketinggian 30 km dan dilepaskan kebumi. Drone ini memiliki teknologi "Back To Home". setelah diterbangkan dengan balon setinggi 30 km, Drone dilepaskan (dijatuhkan) dan dengan teknologi tersebut, drone akan kembali ke tempat dimana dia di luncurkan. Hebat bukan, karya anak bangsa kita?. 

Drone Menembus langit ini diluncurkan bertepatan dengan sumpah pemuda 2016. Namun sayangnya target 30 km tidak tercapai, Drone keburu lepas dari balon (fail safe) jadi drone terlepas pada ketinggian 10 km. Web Menembus langit : www.menembuslangit.com. silakan simak berita yang saya dapatkan dari Sains Kompas berikut ini.

Tepat pada perayaan Sumpah Pemuda,Jumat (28/10/2016), Indonesia meluncurkan Ekspedisi Menembus Langit.

Kegiatan pengiriman pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/UAV) AiX1 ke lapisan stratosfer itu berhasil mengumpulkan kembali semangat kaum muda.

Tidak kurang 18 entitas kelompok serta 95 orang individu terlibat menyumbangkan pikiran, tenaga, waktu, dan biaya untuk proyek inisiatef riset terbuka secara kolaboratif tersebut.

Peluncuran UAV AiX1 tersebut dilakukan di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat pada pukul 06.20 WIB.

Adapun pusat control (command center) berada di Gedung Cyber 1 Internet Data Center (IDC), Jakarta.

Keberhasilan kolaborasi banyak entitas tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mampu membuat pencapaian dalam waktu relatif singkat.

Dian Rusdiana Hakim, inisiator Ekspedisi Menembus Langit menyebutkan, hal tersebut sekaligus juga membuktikan potensi bagi pencapaian-pencapaian di bidang-bidang lain.

Ekspedisi yang direncanakan menembus batas ketinggiaan 30 kilometer tersebut hanya berhasil sampai ketinggian 10 kilometer, sebelum UAV AiX1 kembali ke titik peluncuran.

Pada ketinggian tersebut, UAV AiX1 terburu melepaskan diri dari balon cuaca yang seharusnya membawa wahana ke ketinggian sekitar 30 kilometer.

Azhar T. Pangesti, Direktur Program Menembus Langit menyebutkan, hal itu terjadi karena UAV AiX1 “menyangka” tengah terjadi semacam gaya vertikal ke bawah yang dianggap cukup signifikan untuk melakukan prosedur melepaskan diri dari balon cuaca tatkala kondisinya dianggap terlalu berisiko (fail safe).

Untuk peluncuran sebelumnya, batasan atau parameter terkait hal tersebut yang dapat memicu prosedur pelepasan otomatis UAV AiX1 dari balon cuaca (fail safe) akan relatif diperlonggar.

“Kita akan segera melakukan peluncuran lagi, rencananya besok (Sabtu, 29 Oktober 2016),” kata Azhar.

Ekspedisi Menembus Langit dilakukan dengan mengirim UAV AiX1 dengan kemampuan HALE (High Altitude Long Endurance) menggunakan balon cuaca. Selanjutnya UAV AiX1 melepaskan diri dan terbang di lapisan stratosfer untuk mengumpulkan sejumlah data meteorologi.

Fase uji terbang (trial flight) ekspedisi tersebut telah dilakukan pada 27 Agustus 2016 lalu di Area Pelatihan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Indonesia (LAPAN), Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat.

Data riset ekspedisi tersebut bakal dipublikasikan secara terbuka, terkait bidang meteorologi dan teknologi aeronautika atau kedirgantaraan, dengan tujuan untuk mengembangkan riset-riset serupa oleh sejumlah pihak lain.

Rekaman peluncuran Tanggal 28 Oktober 2016




Rekaman Peluncuran 29 oktober 2016



0 Response to "Ekspedisi Menembus Langit"

Kommentar veröffentlichen